Diskusi Buku “Sekolah Bernama Ruma” Bahas Relevansi Kurikulum Pendidikan di Indonesia

15 Apr 2025

Jember, 11 April 2025- UPA Perpustakaan Universitas Jember kembali menghadirkan ruang diskusi literasi yang bermakna melalui acara bedah buku Sekolah Bernama Rumah dengan mengangkat tema “Sudah Tepatkah Kurikulum Pendidikan di Indonesia?”. Kegiatan ini bertempat di Ruang Pertemuan Lantai 1 UPA Perpustakaan UNEJ.

Acara ini menghadirkan dua penulis buku Sekolah Bernama Rumah, yakni Suri Kusuma R. Dewi, S.Pd. dan Rifky Mahruly, S.E., yang membagikan pengalaman dan gagasan mereka seputar pendidikan berbasis rumah dan relevansinya terhadap kurikulum nasional yang berlaku. Diskusi semakin kaya dengan kehadiran Chandra Ayu Proborini, S.Pd., M.Pd., dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Jember, yang memberikan sudut pandang akademik terhadap isu kurikulum dan dinamika pembelajaran di sekolah.

Dipandu oleh Alifina Rida Islakhiyah, mahasiswa dari Fakultas Ilmu Komputer UNEJ, diskusi berlangsung hangat dan interaktif. Peserta yang hadir dari kalangan mahasiswa, dosen dan pemerhati pendidikan turut aktif menyampaikan tanggapan serta pertanyaan kritis terhadap isi buku dan topic yang dibahas.

Melalui dialog yang terbuka, para pembicara sepakat bahwa system pendidikan nasional perlu terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, serta memberikan ruang yang lebih besar bagi pendekatan pembelajaran yang memanusiakan peserta didik. Buku Sekolah Bernama Rumah menjadi pemantik refleksi bahwa kita dapat berperan dalam bidang pendidikan melalui gerakan dan langkah kecil yang kita lakukan.

Acara ini menjadi bagian dari upaya UPA Perpustakaan UNEJ dalam mendukung pengembangan literasi kritis dan memperluas wawasan sivitas akademika terhadap isu-isu strategis dalam dunia pendidikan. Kegiatan diskusi semacam ini diharapkan dapat menjadi wadah yang konsisten dalam menyuarakan gagasan-gagasan kritis dan progresif di bidang pendidikan. Selain itu, diharapkan kegiatan ini dapat menginspirasi mahasiswa untuk lebih terbuka terhadap pendekatan-pendekatan alternative dalam proses belajar mengajar serta mendorong terciptanya system pendidikan yang lebih konstekstual, adil dan berpihak pada kebutuhan peserta didik. (igh)

Kembali


Footer