UPA Perpustakaan Universitas Jember
kembali menggelar Kongkow Bersama Pustakawan seri ke 41 yang mengangkat tema
“Transformasi Perpustakaan: dari layanan publik ke model bisnis yang
berkelanjutan”. Bode Riswandi selaku pemateri pada Kongkow kali ini
menyampaikan bahwa perpustakaan tidak menjadi ruang yang teralienasi, namun
melakukan transformasi menjadi ruang yang menyenangkan. Konsepsi perpustakaan
menjadi ruang yang menyenangkan tentu saja perlu adanya dukungan dari berbagai
elemen yang mencakup sumber daya manusia dan transformasi layanan.
Universitas Siliwangi sebagai salah
satu Perguruan Tinggi Negeri yang berstatus sebagai Badan Layanan Umum dituntut
untuk meningkatkan income generate dari berbagai sector termasuk Perpustakaan. Berdasarkan
hal tersebut UPA Perpustakaan Universitas Siliwangi merancang 4 program
diantaranya UNSIL Library Publisher, Aplikasi baca SIGITA, ruang baca
alternative yang menghadirkan café kopI dan teras UNSIL.
Program pertama yaitu UNSIL library
publisher menjadi salah satu seKtor yang sangat menguntungkan bagi Universitas
Siliwangi dan khususnya membantu DoseN ataupun TENDIK dalam menerbitkan
karyanya. Karya dosen yang telah diterbitkan melalui UNSIL library publisher
nantinya akan dilakukan kegiatan bedah buku sebagai salah satu bentuk promosi.
Program kedua yaitu Teras UNSIL
merupakan program yang bekerjasama dengan salah satu media massa untuk
menerbitkan tulisan Dosen, Mahasiswa maupun TENDIK. Tulisan akan diterbitkan
setiap hari selasa pada salah satu kolom media massa. Hal ini tentu saja
memberikan manfaat bagi Universitas secara tidak langsung dan civitas akademika
secara langsung. Dosen ataupun TENDIK yang menulis secara konsisten dalam satu
bidang kajian tertentu akan dikenal dan diundang sebagai pembicara karena
dianggap sebagai pakar dalam bidang tersebut.
Program ketiga yaitu SIGITA
(Siliwangi Digital Pustaka) merupakan platform aplikasi e-book yang dapat
diakses melalui versi android, IOS dan Windows. Saat ini tim UPA Perpustakaan
Universitas Siliwangi sedang diusahakan untuk mencari income melalui aplikasi
ini.
Program keempat yaitu Pustaka Coffee
meruapakan ruang baca alternative dan interaksi di alam terbuka sebagai bentuk
multiliterasi abad 21. Pada program ini menjalin kerjasama dengan alumni yang
memiliki pengalaman dalam bisnis kopi.
Program lainnya yang mendukung
kegiatan perpustakaan siliwangi diantaranya bincang buku yaitu mengulas
buku-buku fiksi dan non fiksi sebagai upaya penjaringan perkembangan
dialektika. Kedua program English spot merupakan ruang berbagi antara volunteer
Bahasa inggris bersama pustaka. Ketiga Pojok Bersuara merupakan ruang ekspresi
bersama menghidupkan ide atau gagasan ke dalam bentuk tindakan. Keempat duta
baca atau influencer literasi merupakan
mahasiswa yang lolos seleksi pemilihan duta baca.
Beberapa program yang telah
dirancang oleh Perpustakaan Universitas Siliwangi diharapkan dapat meningkatkan
pengunjung sehingga juga meningkatkan income pada beberapa lahan bisnis yang
telah ada yaitu salah satunya pustaka café.
Stigma negatif Perpustakaan dimana
perpustakaan merupakan tempat buangan menjadi tantangan tersendiri untuk
merubah Perpustakaan menjadi layanan yang lebih baik. Hal yang dapat dilakukan
dengan memperkuat internal perpustakaan yaitu sumber daya manusia terlebih
dahulu sehingga program yang dirancang dapat berjalan dengan maksimal. Dukungan
sumber daya manusia di perpustakaan menjadi hal penting karena perpustakaan
dapat bergerak jika sumber daya manusia
didalamnya memiliki kompetensi dan integritas yang baik.