RECORD DETAIL


Back To Previous

UPA Perpustakaan Universitas Jember

Aku dan Skoliosis Studi Kasus Proses Penerimaan diri pada Remaja Perempuan Yang Mengalami Skoliosis

No image available for this title
Aku dan Skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. II dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika III RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. vii II dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika III RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. II dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika III RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. II dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika III RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. vii II dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika III RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbedabeda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri. RINGKASAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbeda-beda. Fase-fase Griefing dalam teori KublerRoss tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia dan keterbukaan kelima partisipan sejak awal mengikuti proses wawancara untuk penelitian ini sangatlah berarti bagi penulis. Penulis juga ingin berterima kasih kepada keluarga penulis Hendra Hadi (Ayah), Enggar Puji Rahayu (Ibu), Erick Cahaya Indra (Kakak), Ellen Chris Wijaya (Kakak Ipar), dan Andrew Stefano Hadi (Kakak) yang selalu memberikan dukungan tanpa henti dan selalu percaya kepada penulis untuk bisa menjalani segala hal yang penulis lakukan dengan baik. Terima kasih atas semua doa dan nasihat yang selalu diberikan kepada penulis. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini sangat diharapkan. Penulis berharap hasil penelitian ini dapat membantu dan bisa bermanfaat bagi banyak pihak yang membutuhkan. Jakarta, April 2020 Maureen Kartika Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami proses penerimaan diri pada remaja wanita yang memiliki skoliosis yang ternyata berlangsung secara berbeda-beda. Fase-fase Griefing dalam teori Kubler-Ross tidak perlu dilalui secara linier dari fase denial ke fase acceptance. Karena berbagai faktor yang mendukung proses penerimaan diri partisipan, maka ada fase tertentu yang tidak perlu dilalui oleh penyintas. Selain itu, data menujukkan bahwa seseorang dapat berada dalam tahapan tertentu dan belajar untuk mnyesuaikan diri dengan situasinya tetapi terpuruk dan dengan keberanian luar biasa mampu membalikkan suasana hati dan hidupnya untuk move-on. Walau memakan waktu yang cukup lama dan dinamika hidup yang berliku-liku, kebanyakan partisipan dengan Skoliosis dapat menerima dirinya. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses penerimaan diri adalah faktor dukungan dari keluarga. Hal ini terlihat dari adanya perbedaan dalam lamanya waktu untuk mencapai penerimaan diri dengan ada tidaknya dukungan dari keluarga. Daisy merupakan partisipan tertua dalam penelitian ini, tetapi kurang mendapatkan dukungan dari keluarga dan menyebabkan ia memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai penerimaan diri.

No copy data
Detail Information

Series Title

-

Call Number

-

Publisher

Penerbit Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya : Jakarta,

Collation

-

Language

Indonesia

ISBN/ISSN

9786237247937

Classification

-

Detail Information

Content Type

Teks

Media Type

E-Book

Carrier Type

online resource

Edition

-

Subject(s)

-

Specific Detail Info

koleksi tersedia dalam bentuk e-book di unejdigilib (app android)

Statement of Responsibility

No other version available