Perpustakaan dan AI: Siapkah Kita?
Kecerdasan
Buatan (Artificial Intelligence/AI) semakin dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Algoritma media sosial seperti rekomendasi konten Instagram dan youtube,
prediksi kata di ponsel hingga terjemahan otomatis di Google Translate Adalah
contoh nyata teknologi AI yang sudah akrab kita gunakan. Tanpa disadari, AI
perlahan membentuk cara kita mencari, mengolah dan memahami informasi.
Lalu
bagaimana dengan perpustakaan? Siapkah pustakawan menghadapi perubahan besar
ini?
Perpustakaan
dan Perubahan Teknologi
Sejarah
menunjukkan, perpustakaan cenderung berhati-hati saat menggunakan teknologi
baru. Digitalisasi koleksi misalnya, baru dilakukan luas setelah internet lebih
dulu populer. Kehati-hatian ini dimaksudkan agar misi utama perpustakaan tetap
terjaga yaitu akses informasi yang setara untuk semua orang.
Namun
perkembangan AI menghadirkan tantangan yang berbeda. Penelitian Wheatley &
Hervieux (2019) menemukan bahwa Sebagian besar perpustakaan akademik di Amerika
dan Kanada belum mempunyai strategi jelas soal AI, padahal universitas mereka
sudah aktif di bidang tersebut.
Temuan
ini ternyata masih relevan sampai hari ini. Laporan terbaru menunjukkan pola
serupa yaitu berdasarkan hasil surver EDUCAUSE (2024) mencatat bahwa banya
perguruan tinggi sudah mengeksplorasi AI, tetapi strategi formalnya belum
merata. Hal serupa juga dikemukakan Andrew Cox (2024) pada penelitiannya
menegaskan pentingnya perpustakaan memiliki strategic response khusus agar
tidak hanya bersikap reaktif. Surver Global Clarivate (2024) dan polling ARL
juga menunjukkan hal sama yaitu mayoritas perpustakaan baru pada tahap
mengevaluasi atau merencanakan, bukan menerapkan.
Tantangan dan Peluang Pustakawan dengan AI
Bagi
pustakawan, hadirnya AI membawa tantang tersendiri diantaranya masih banyak
keraguan untuk berubah, keterampilan digital belum merata dan ada kekhawatiran
bahwa pekerjaan manusia suatu saat bisa digantikan oleh mesin (Frey &
Osborne, 2017). Namun di sisi lain, peluang justru terbuka lebar. AI tidak bisa
menggantikan segalanya. Pustakawan tetap memiliki kelebihan yang unik seperti
empati dalam melayani pemustaka, pemahaman terhadap kebutuhan Masyarakat serta
kemampuan menilai kredibilitas informasi. Saat mesin pencari terkadang lebih
menonjolkan informasi populer, pustakawan hadir sebagai jembatan penting agar
pemustaka tetap memperoleh informasi yang lebih seimbang dan bermakna.
Strategi
Perpustakaan di Era AI
Ada
beberapa Langkah praktis yang bisa ditempuh perpustakaan dalam memanfaatkan kecerdasan
buatan. Dari sisi layanan pengguna, perpustakaan dapat memanfaatkan chatbot
untuk membantu menjawab pertanyaan sederhana sekaligus menghadirkan system
rekomendasi koleksi berbasis algoritma yang menyesuaikan dengan kebutuhan
pemustaka.
Pada
aspek pengolahan koleksi, teknologi AI dapat digunakan untuk mempercepat proses
klasifikasi, menghasilkan deskripsi otomatis hingga menganalisis pola
peminjaman agar pengembangan koleksi lebih tepat sasaran.
Selain
itu, penting bagi perpustakaan untuk mengajarkan literasi AI kepada pemustaka.
Melalui kegiatan ini Masyarakat dapat memahami algoritma bekerja, mengapa hasil
pencarian di internet kadang lebih menonjolkan informasi tertentu serta mengapa
etika dalam penggunaan teknologi ahrus dijaga.
Strategi lainnya Adalah membangun kolaborasi dengan laboratorium atau pusat riset AI di kampus, sehingga perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia data tetapi juga mitra ekspresimen dalam pengembangan teknologi. (firli)
Referensi
· Arlitsch, K., &
Newell, B. (2017). Thriving in the age of accelerations: A brief look at the
societal effects of artificial intelligence and the opportunities for
libraries. Journal of Library Administration, 57(7), 789–798.
https://doi.org/10.1080/01930826.2017.1362919
· Clarivate. (2024). Pulse
of the library report 2024. Clarivate. https://clarivate.com
· Cox, A. (2024).
Developing a library strategic response to artificial intelligence. eLucidate,
21(1). CILIP Metadata & Discovery Group. https://www.cilip.org.uk/page/eLucidate
· EDUCAUSE. (2024). 2024
EDUCAUSE AI landscape study. EDUCAUSE. https://www.educause.edu
· Frey, C. B., &
Osborne, M. A. (2017). The future of employment: How susceptible are jobs to
computerization? Technological Forecasting and Social Change, 114,
254–280. https://doi.org/10.1016/j.techfore.2016.08.019
· Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia. (2024). Visi Pustaka: Edisi Khusus Literasi Digital dan
AI. Jakarta: Perpusnas Press.
· Wheatley, A., &
Hervieux, S. (2019). Artificial intelligence in academic libraries: An
environmental scan. Information Services & Use, 39(4), 347–356.
https://doi.org/10.3233/ISU-190062